Minggu, 14 Oktober 2018

SOAL KEDATANGAN FAHRI HAMSA DI NTT, INI TANGGAPAN PENGAMAT POLITIK DAN BUDAYAWAN NTT

Oleh : Pius Rengka
Pengamat Politik dan Budayawan NTT

Propinsi NTT digelar sebagai propinsi paling toleran di Indonesia. Buktinya, beberapa kali mendapat piagam pengharagaan sebagai propinsi paling toleran.

Tetapi, Fahri Hamzah mau datang ke Kupang. Dia datang entah dalam kapasitas apa pun, adalah hak asasinya mau ke mana di tanah air. Sama seperti kita orang NTT, mau ke mana pun di negeri ini silakan saja.

Siapa tahu, Fahri datang melihat pantai Kupang yang kian dikepung hutan tembok, siapa tahu Fahri datang ke saudara-saudaranya dari NTB yang merantau di daratan Timor yang adalah juga saudaranya juga. Siapa tahu Fahri datang mau makan ikan bakar di Pasar Solor malam-malam dan mengajak para sahabatnya untuk menikmati betapa Kupang itu Kota layak toleransi.

Namun, ketika khabar kedatangannya telah menjadikan khalayak di Kupang meruak sejadi-jadinya, saya jadinya tidak mengakui ini kota toleran. Ini kota hanya pseudo toleran.

Andaikan saja, Fahri bawa ide segila apa pun, di Kupang ini banyak pemikir gila segila-gilanya yang cemerlang dan cerdas. Di Kupang ini banyak pemikir kelas wahid, yang mungkin boleh daijak dialog dengan Fahri. Marilah kita menggelar diskursus tentang hidup ini, sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya tanpa didahului dengan dengki dan benci.

Kita adalah manusia lain, begitu juga Fahri Hamzah. Dia juga lain. Karena dia lain, mungkin saja dan memang begitu dia memiliki kelainan sama seperti kita pun memiliki kelainan.

Andaikan Fahri sunggu datang ke Kupang, saya ajak datang ke rumah singgah saya di Jl. Antarnusa, Liliba, dan saya ajak dia diskusi tentang hidup dan ziarah hidup ini. Simple.

Jika dia marah, saya tertawa, jika dia tersenyum saya akan kian serius.

AKU DAN ULANG TAHUN KU

Kue ulang tahun foto ist. 26 Tahun yang lalu, tepat 1 juli 1995 lahir seorang yang biasa dari rahim Ibu yang luar biasa. Seandainya saat itu...